MAKALAH
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen pengampu : 1. Prof. Dewi Liesnoor Setyowati
2. Andi Irawan Benardi, S.Pd
OLEH :
1.
Duwi
Septiana (7101414146)
2.
Yuyun
Kurniasari (7101414237)
3.
Emi
Lusiana (7311414049)
4.
Mustafainal
Akhyar (7311414135)
5.
Agus
Winarno (8111414093)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Pendidikan Lingkungan Hidup tentang Konservasi dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam tema ini,saya mengambil judul UNNES Konservasi
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk membahas tentang Konservasi yang mana didalamnya terkandung tentang pembahasan lingkungan disekitar Unnes dan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menangani kerusakan lingkungan, seni budaya serta penurunan moral.
Untuk itu Penulis menyusun makalah ini,berharap dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Unnes sebagai Universitas Konservasi dan mampu memecahkan segala kasus-kasus kerusakan lingkungan. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pembaca untuk menyusun makalah yang lebih sempurna lagi. Dengan itu,saya memohon maaf jika dalam makalah inibanyak kekurangan.Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Pendidikan Lingkungan Hidup tentang Konservasi dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam tema ini,saya mengambil judul UNNES Konservasi
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk membahas tentang Konservasi yang mana didalamnya terkandung tentang pembahasan lingkungan disekitar Unnes dan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menangani kerusakan lingkungan, seni budaya serta penurunan moral.
Untuk itu Penulis menyusun makalah ini,berharap dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Unnes sebagai Universitas Konservasi dan mampu memecahkan segala kasus-kasus kerusakan lingkungan. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pembaca untuk menyusun makalah yang lebih sempurna lagi. Dengan itu,saya memohon maaf jika dalam makalah inibanyak kekurangan.Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Semarang, 15 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN
PEMBAHASAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. PENGERTIAN
KONSERVASI 3
B. UNNES SEBAGAI
UNIVERSITAS KONSERVASI 5
C. UPAYA
KONSERVASI 11
BAB III PENUTUP 23
A. SIMPULAN
23
B. DAFTAR PUSTAKA
23
DAFTAR PUSTAKA
24
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini, kondisi bumi
lambat laun semakin memprihatinkan. Banyak sekali masalah-masalah yang muncul
akibat kerusakan alam, seperti polusi, tanah longsor, banjir, dan terjadi
kerusakan paling besar yaitu pemanasan global (global warming). Begitupula
dengan apa yang terjadi pada moral penduduk bangsa ini yang semakin rusak
terkikiskan oleh dampak adanya globalisasi.
Saat ini banyak sekali Universitas yang
berlomba – lomba menamakan dirinya sebagai Universitas Riset, namun berbeda
halnya dengan UNNES. Dengan yakin UNNES menamakan dirinya sebagai Universitas
Konservasi.
UNNES adalah
sebuah perguruan
tinggi di Indonesia. Kampus
utamanya terletak di daerah Sekaran
(Gunungpati), bagian Selatan dari Semarang, Jawa Tengah. Dan Kampus
lainnya terletak di Ngaliyan
(Semarang) dan di Kemandungan,
Tegal Barat, Tegal. Universitas Negeri Semarang(Unnes) adalah universitas konservasi.
Konservasi memang telah menjadi visi UNNES. Lengkapnya, universitas konservasi
bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Sekarang Universitas
Negeri Semarang telah menjelma menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri
Unggulan dan terpandang di Jawa Tengah. Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan
Unnes sebagai universitas konservasi telah dideklarasikan. Menteri Pendidikan
Nasional Muhammad Nuh yang hadir dan meresmikannya. Dengan deklarasi itu, UNNES
bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan,
pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan
budaya luhur bangsa.
Konservasi sebagai wujud tridarma
perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Gemanya, tentu saja, kami harapkan sampai di kampus-kampus lain
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Unnes: Kelud, Bendan, Pegandan,
Karanganyar, dan Tegal.
Konservasi adalah upaya pelestarian
lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat
itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk
pemanfaatan masa depan. Konservasi
merupakan langkah yang ingin diwujudkan UNNES untuk menjadi
Universitas yang mampu melindungi baik lingkungan sekitar kampus maupun
melindungi moral mahasiswanya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian Konservasi
2.
Bagaimana pelaksanaan konservasi di
UNNES
3.
Apa saja pilar-pilar konservasi di
UNNES
4.
Apa upaya yang dilakukan untuk menjadi Universitas Konservasi
5.
Apa kendala yang dihadapi UNNES dalam
mewujudkan konservasi.
C. TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian Konservasi
2.
Mengetahui alasan UNNES mendeklarasikan
dirinya sebagai Universitas Konservasi
3.
Mengetahui upaya yang dilakukan untuk
menjadi Universitas Konservasi
4.
Mengetahui Kendala yang dihadapi unnes
dalam mewujudkan konservasi.
A. PENGERTIAN
KONSERVASI
Konservasi itu sendiri
merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki
pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you
have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh
Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang
mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang,
sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan
sumberdaya alam secara bijaksana). Konservasi
juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi
ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang,
sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk
sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada
pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut
:
1.
Konservasi adalah
menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2.
Konservasi adalah
alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial
(Randall, 1982).
3.
Konservasi merupakan
manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia
sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam
kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi,
pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4.
Konservasi adalah manajemen
penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi
keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan
datang (WCS, 1980).
Sedangkan menurut ilmu
lingkungan, Konservasi adalah:
·
Upaya efisiensi
dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat
pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama
tingkatannya.
·
Upaya
perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya
alam
·
Upaya suaka dan
perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
·
Suatu keyakinan
bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Konservasi tanah dan air di
Indonesia bukan merupakan hal baru. Pada masa kerajaan Majapahit petani telah
mengenal sistem persawahan lengkap dengan pengairan, sistem ’subak’ di Bali
juga telah dilakukan sejak zaman kerajaan. Sistem bertani pada lahan sawah
merupakan contoh klasik konservasi yang dapat berfungsi efektif dalam
mempertahankan kesuburan tanah sehingga produktivitas tetap terjaga. Pada masa
pemerintahan Belanda, telah terjadi pembukaan hutan untuk tanaman perkebunan,
telah menyebabkan erosi sangat besar yang mengakibatkan banjir antara lain di
Bengawan Solo pada abad 19. Pada tahun 1844 dikeluarkan undang-undang yang
mengatur tentang pembukaan hutan. Namun UU tersebut tidak dijalankan dengan
efektif karena desakan perubahan lahan. Pada tahun 1930 dibawah pimpinan Coster
dibentuk Badan Reboisasi, kegiatan yang dilakukan antara lain mengeluarkan
ordomansi hutan yang mengatur luas minimum kawasan hutan di Jawa Barat sebesar
23% dari luas daerah (Setyowati, 2012). Konservasi tanah diartikan sebagai
penempatan sebidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan
lahan tersebut, dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 1989).
Konservasi dibedakan menjadi konservasi tanah dan
konservasi air. Konservasi tanah dan air memiliki
fungsi bersama dan berjalan beriringan dalam menjaga tanah sekaligus memasukkan
air ke dalam tanah. Konservasi tanah merupakan upaya menjaga agar struktur
tanah tidak terdispersi dan mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran
permukaan.Konservasi air merupakan upaya meresapkan air ke dalam tanah,
sehingga air dapat masuk mengisi rongga- rongga dalam tanah dan tanah mampu
menyimpan air. Kegiatan konservasi air mengupayakan agar air hujan tidak
terlalu cepat dibuang kelaut melalui saluran dan sungai, namun agar dapat
ditahan pada kawasan hulu sungai untuk memperbesar resapan air kedalam
tanah.Peresapan air
dapat dilakukan secara alamiah
maupun buatan, melalui vegetasi tanaman keras, embung, sumur
resapan, ataupun biopori. Konservasi
air yang baik dapat menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakan sesedikit
mungkin untuk keperluan yang produktif. Pengertian konservasi air domestik
berarti menggunakan air sesedikit mungkin untuk mandi, mencuci, menggelontor
toilet, masak, dan jenis penggunaan air
untuk rumah tangga lainnya. Konservasi air untuk industri berarti pemakaian air
sesedikit mungkin untuk menghasilkan suatu produk. Konservasi air pertanian
pada dasarnya berarti penggunaan air sesedikit mungkin untuk menghasilkan
produksi pertanian yang besar (Suripin, 2002). Berbagai upaya konservasi air
dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara tingkat pemanfaatan air dengan
upaya pelestarian. Manfaat
tindakan konservasi air sudah jelas, namun implementasinya kepada masyarakat
luas masih dipertanyakan. Bagaimana agar masyarakat bisa peduli terhadap air,
mau melakukan tindakan konservasi air, dan menjadikan konservasi air sebagai
kebutuhan yang berkelanjutan. Kebanyakan masyarakat sadar akan pentingnya air pada
saat terjadi kelangkaan air saja. Namun hanya sedikit masyarakat yang mengerti
dan peduli akan pentingya memanen air pada musim hujan (rain water harvesting)
sebagai tandon air dapat dimanfaatkan setiap saat.
Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain:
a.
Memelihara dan melindungi tempat-tempat
yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang
wajar.
b.
Menekankan pada penggunaan kembali
bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi
lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang
dibutuhkan.
c.
Melindungi bend-benda cagar budaya yang
dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki,
baik secara fisik maupun khemissecara langsung dari pengaruh berbagai faktor
lingkungan yang merusak.
d.
Melindungi benda-benda (peninggalan
sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan
mikro organisme.
Sasaran konservasi adalah:
a.
Tercapainya
keselarasan,keserasian, keseimbangan, antara
manusia danlingkungan hidup,
b.
Terwujudnya
manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak
melindungi dan membina lingkungan hidup,
c.
Terjaminnya
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
d.
Tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup,
e.
Terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
f.
Terlindunginya Indonesia terhadap
dampak usaha dan atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. (dari
berbagai sumber
B. UNNES sebagai
Universitas Konservasi
Universitas Negeri Semarang (UNNES)
merupakan perguruan tinggi negeri yang terus berkembang. Sebagai konsekuensi
perubahan status dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi
sebuah universitas, UNNES harus bersedia menjawab setiap tantangan agar tidak
tersingkir dalam persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat baik di tingkat
nasional maupun internasional. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNNES
memiliki peranan penting dalam masyarakat, tidak hanya sebagai pendidik bagi
pemimpin-pemimpin di masa depan tetapi juga berpartisipasi aktif dalam
pemecahan masalah-masalah baik di bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Didukung letak dan topografi serta potensi sumber daya alam hayati yang
dimiliki, UNNES merupakan sebuah situs bagi pelestarian sumberdaya alam dan
ekosistem melalui pengembangannya menuju “Universitas Konservasi” (Renstra
Unnes 2010-2014)
Secara geografis, UNNES terletak di
daerah pegunungan dengan topografi yang beragam. Secara administratif, lokasi
UNNES termasuk bagian dari wilayah kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang
sejak dulu telah difungsikan sebagai area resapan air guna menjaga siklus
hidrologi dan penyedia air bagi kehidupan daerah kota Semarang. Fungsi ini
perlu untuk terus dijaga agar tidak terjadi bencana dan utamanya krisis air di
kawasan Semarang dan sekitarnya. Lokasi kampus UNNES yang berada di daerah
perbukitan dan dikelilingi beberapa tipe habitat seperti hutan, sawah, ladang,
kebun campuran, dan pemukiman memiliki tingkat
Keanekaragaman
hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi.
Selain itu, kawasan perbukitan ini sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dan
didayagunakan bagi pengembangan sumber-sumber energi terbarukan seperti air,
angin dan sinar matahari.
Dalam upaya meneguhkan diri menjadi
sebuah universitas konservasi, UNNES telah melakukan beberapa program, antara
lain adalah gerakan penghijauan kampus, pengembangan ”Taman Keanekaragaman
Hayati” (Taman Kehati), gerakan penggunaan moda transportasi non bahan bakar
fosil (non-fosil-fuel driven vehicle), pemilahan sampah, pengelolaan
sampah organik menjadi kompos, melakukan inventarisasi awal flora dan fauna
khususnya burung dan kupu-kupu, penangkaran kupu-kupu, melakukan pendidikan
konservasi, pengelolaan administrasi akademik di UNNES dari sistem lama yang
berjalan secara stand alone dan melalui jaringan komputer terbatas di
tingkat universitas ke sistem baru berbasis web yang bernama Sikadu.
Mewujudkan konsep kampus ramah
lingkungan, eko kampus, kampus berkelanjutan, kampus konservasi atau
istilah-istilah lainnya yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama, yaitu
berwawasan lingkungan, maka perlu didukung oleh setiap civitas akademika yang
ada di dalamnya. Merujuk pada pengertian kampus dan kawasan konservasi, maka
kampus atau universitas konservasi adalah sebuah univeritas yang dalam
pelaksanaannya sebagai tempat aktivitas pendidikan berlangsung tetap mengacu
pada prinsip perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari, sumber
daya alam dan seni budaya, serta berwawasan lingkungan. Pada dasarnya kampus
konservasi merupakan bentuk turunan dari konsep kampus berkelanjutan. Intinya
kampus konservasi yang mengacu pada asas pembangunan berkelanjutan berarti
kampus tersebut harus dapat menyelaraskan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi
sehingga tercipta kampus yang ramah lingkungan tapi tetap produktif dengan
suasana kampus yang nyaman untuk beraktivitas (Phramesti dan Yuliastuti, 2013).
Cita-cita
menjadi sebuah ”Universitas Konservasi” bagi UNNES untuk jangka panjang perlu dikembangkan
selain untuk menjaga keseimbangan tata guna lahan seiring dengan pembangunan
sarana dan prasarana kampus agar tidak terjadi kerusakan lingkungan juga untuk
terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistem.
Guna mewujudkan UNNES sebagai “Universitas Konservasi” diperlukan jaminan dan
komitmen yang kuat bagi keberlanjutan program-program yang sudah dilakukan
sebelumnya, khususnya yang mencakup tiga unsur kegiatan konservasi yang saling
berkaitan, yaitu melindungi dan menyelamatkan keanekaragaman hayati (saving),
mengkaji keanekaragaman hayati (studying), dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati (using).
Program-program yang telah dilaksanakan
oleh UNNES saling mendukung untuk mewujudkan UNNES menjadi Universitas
Konservasi. Hal tersebut dinilai sudah baik karena tidak ada program yang telah
dilaksanakan tidak sesuai dengan visi atau pun misi UNNES sebagai Universitas
Konservasi. Pada tahun 2010 program-program yang
dilaksanakan merupakan program-program dalam tahap awal menuju Universitas
Konservasi. Hal itu dilakukan karena pada tahun 2010 merupakan tahun awal dalam
penyelenggaraan UNNES sebagai Universitas Konservasi yang masih menumbuhkan
perubahan-perubahan kecil secara bertahap untuk melihat dukungan baik dari
pihak internal UNNES maupun pihak eksternal UNNES.
Dalam
implementasi Universitas Konservasi Unnes ditopang oleh tujuh pilar konservasi
yaitu :
1.
Arsitektur Hijau dan Transportasi
Internal
Arsitektur
hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan
yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air
dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan
binaan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang
ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam
mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan
kerusakan lingkungan.
Dalam divisi
ini akan dikembangkan guidline penyertaan struktur ramah lingkungan pada
penggunaan gedung saat ini dengan fungsi baru, pengembangan jalur sepeda dan
jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter sepeda,
pembuatan contoh sumur resapan, dan pembuatan model bangunan hemat energi
Hal ini bertujuan membentuk budaya
ramah lingkungan pada lingkungan kampus. Pada tahap awal sejak deklarasi UNNES
sebagai universitas konservasi pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki telah
dilaksanakan.
2.
Biodiversitas
Secara geografis, Unnes terletak di
daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat
keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif
tinggi.
Untuk
meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah dikembangkan
"Taman Keanekaragaman Hayati" yang meliputi program penghijauan,
pemilahan sampah organik dan anorganik, dan pengolahan sampah organik menjadi
kompos.
Inventarisasi
awal fauna khususnya burung dan kupu-kupu di kampus pusat Unnes pada tahun
2005, 2008, dan awal 2009, berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenis burung.
Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya
dilindungi peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori
spesies yang dilindungi CITES (Conservation on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, I dan termasuk
kelompok spesies yang dilindungi IUCN (International Union for Conservation of
Nature) dengan kategori Endangered Species: EN, dan lima jenis termasuk
kategori spesies endemik Jawa.
Selain itu
ditemukan sebanyak 33 jenis kupu-kupu dan salah satunya merupakan jenis yang
dilindungi menurut sistem perundangan Indonesia.
3.
Energi
Bersih
Program ini merupakan upaya
pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan teknologi energi yang
efisien dengan budaya hemat energi.
Energy surya
(solar energy) merupakan sumber energy terbarukan yang paling sederhana,
sehingga dengan penerapan panel surya di beberapa titik utama, kampus akan mengurangi
konsumsi listrik dari PT.PLN.
Selain itu
dikembangkan pula biofuel. Proses composting dari bio-massa merupakan salah
satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan dipadukan pada sistem pengolahan
limbah organik.
Tenaga angin adalah sumber energy
yang dapat dimanfaatkan di Unnes dengan membuat kincir angin di area terbuka
kampus dan bersinergi dengan panel surya.
Selain itu
sosialisasi terhadap civitas akademika UNNES dan lingkungan sekitar kampus juga
dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan kebijakan green energy.
4. Seni Budaya
Bersamaan
dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan
perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang
mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.
Implementasinya
lewat sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam
sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur
pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan
penguatan
Sejalan dengan
itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan
dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari,
sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya
Kampung budaya, secara fisik,
merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural.
Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi,
diapresiasi dan dikembangkan.
Diperkampungan
ini akan dibangun rumah berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas
yang mencerminkan entitas tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).
5.
Kaderisasi
Konservasi
Program ini merupakan upaya peningkatan
kader konservasi baik di lingkungan UNNES maupun masyarakat sekitar UNNES.
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah
penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi,
dan memperluas kerjasamadengan pihak terkait dengan kegiatan konservasi dan
lingkungan hidup.
Bersamaan dengan upaya konservasi
secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga
universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi
menjadi program konservasi di budang budaya.
Implementasinya lewat sosialisasi dan
pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya,
mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah
lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan
Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah
berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain
sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan,
sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya
Kampung
budaya, secara fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip
multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan
dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.
Diperkampungan ini akan dibangun rumah
berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas yang mencerminkan entitas
tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).
6.
Paperless
Policy
Pemanfaatan Teknologi Informasi di
lingkungan Unnes diharapkan mampu membuka peluang mengurangi secara signifikan
penggunaan kertas dalam surat menyurat dan dokumentasi melalui Paperless
Policy.
Implementasi
kebijakan ini berlaku dalam pengelolaan administrasi akademik berbasis
teknologi informasi, pengelolaan administrasi dokumen perkantoran berbasis
teknologi informasi dan rancangan e-Administrasi.
Dengan kata
lain kebijakan nir kertas merupakan program meminimalisasi penggunaan kertas
dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki UNNES, antara lain dengan
melakukan pengembangan sistem aplikasi berbasis web, pengembangan penerbitan
online, peningkatan sarana pendukung, dan pengembangan organisai.
Melalui
kebijakan Paperless Policy diharapkan konsumsi kertas akan semakin ditekan
tanpa mengurangi efektifitas kerja dan merupakan salah satu upaya dalam
pencegahan pemanasan global dan mengembalikan fungsi hutan sebagai paru-paru
dunia.
7.
Pengolahan
Limbah
Program ini melputi daur ulang
kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah laboratorium, dan pengolahan
bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah dilakukan pemisahan tempat sampah
antara sampah organik dan sampah anorganik di setiap gedung Unnes.
Program
kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya pengelolaan yang
berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah organik dikelola
menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik dilakukan pemilahan
untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA.
Selain untuk
menjaga kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan meliputi
pengelolaan sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan perencanaan
Unit Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi.
Dalam
pengolahan kompos ini warga sekitar lingkungan kampus juga dilibatkan agar
terciptanya lapangan pekerjaan bagi warga sekitar guna mendukung budaya
konservasi. Pengembangan pengolahan kompos ini dilakukan bertahap seiring
peningkatan produksi pupuk kompos yang diproduksi.
Ada tiga hal
yang memperkuat tujuh pilar konservasi yang diusung Universitas Negeri
Semarang. Yakni pituah, pitutur, dan pitulungan.
Hal pertama
adalah pituah atau petuah yang berarti nasihat. Dengan
semangat mencapai tujuan bersama, keluarga besar universitas konservasi
haruslah saling mengingatkan satu sama lain demi kebaikan dan kebersamaan.
Kedua adalah pitutur
yang dapat dimaknai perbincangan (bertutur). Dalam konteks ini, berbagai ide
maupun gagasan yang dilontarkan untuk kemajuan bersama, akan lebih matang jika
mendapat masukan dari berbagai pihak.
Ketiga, pitulungan yang
berarti tulung-tinulung (tolong-menolong). Selain bekerja sesuai
dengan bidang masing-masing, semua lini di universitas konservasi juga
diharuskan saling membantu.
C. UPAYA KONSERVASI
Upaya yang di lakukan Universitas Negeri Semarang untuk menjadi Universitas Konservasi dengan membentuk Badan pengembang konservasi yang bertugas melakukan kegiatan kegiatan konservasi sebagai bagian dari green campaignyang memiliki peran sangat strategis. Karenanya, badan yang dibentuk khusus mengawal program konservasi Unnes memiliki divisi divisi yang menyelenggarakan berbagai aktivitas kampanye. Kegiatan kampanye dimulai dari internal Unnes hingga keluar Unnes. Kegiatan kegiatan tersebut berupa konsep hingga aktivitas yang melibatkan banyak pihak baik dalam maupun di luar Unnes. Kegiatan tersebut di antaranya:
Upaya yang di lakukan Universitas Negeri Semarang untuk menjadi Universitas Konservasi dengan membentuk Badan pengembang konservasi yang bertugas melakukan kegiatan kegiatan konservasi sebagai bagian dari green campaignyang memiliki peran sangat strategis. Karenanya, badan yang dibentuk khusus mengawal program konservasi Unnes memiliki divisi divisi yang menyelenggarakan berbagai aktivitas kampanye. Kegiatan kampanye dimulai dari internal Unnes hingga keluar Unnes. Kegiatan kegiatan tersebut berupa konsep hingga aktivitas yang melibatkan banyak pihak baik dalam maupun di luar Unnes. Kegiatan tersebut di antaranya:
1.
Divisi
Konservasi Keragaman Hayati (Biodiversity Conservation)
Divisi
Konservasi Keanekaragaman Hayati mengembang tugas konservasi pada bidang
keanekaragaman hayati. Divisi ini bertugas untuk mencoba membudidayakan
tanaman-tanaman langka, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Juga bertugas untuk
mendokumentasikan dan menginfentarisasi data flora dan fauna ke dalam sistem
informasi untuk memudahkan akses informasi oleh masyarakat luas. Pada tahun
2010 –2012, divisi konservasi keragaman hayati telah memiliki program yang
telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a.
Monitoring
Flora dan Fauna Kampus
Monitoring flora dan fauna pada
tahun 2010, menghasilkan adanya inventarisasi terhadap pohon, burung, dan
kupu-kupu. Inventarisasi awal flora dan fauna mencakup flora yang terdapat di
lingkungan kampus Unnes (di luar Kebun Wisata Pendidikan Biologi) dan fauna
khususnya burung dan kupu-kupu. Kegiatan ini juga melibatkan
Green Community dan masih terus berjalan hingga saat sekarang.
b.
Pelatihan
Pembuatan dan Perawatan Biopori
Pada bulan Juni
2010, dilaksanakan Pelatihan Pembuatan dan Perawatan Biopori yang merupakan kerja
sama antara divisi biodiversitas dan kader konservasi. Kegiatan ini diikuti
oleh mahasiswa dilaksanakan pada saat kemah konservasi, Kegiatan ini meliputi
penyampaian materi dan pembuatan lubang Biopori di kawasan wisata alam Umbul
Sidomukti, Jimbaran.Selain itu di Kelurahan Sekaran dilaksanakan percontohan
pembuatan biopori di RT II RW II, Dukuh Sekaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tahun 2010. Saat ini, di Kelurahan Sekaran, telah disediakan alat biopori dan telah
dipasang. Pada tahun 2012 kegiatan serupa juga diselenggarakan dikelurahan
Sekaran.
c.
Pelatihan
Pembibitan dan Budidaya Tanaman Langka
Dalam
serangkaian kegiatan Pelatihan dan Perawatan Biopori bulan Juli 2010, pada
kemah konservasi di kawasan wisata alam Umbul Sidomukti, Jimbaran. Kegiatan
serupa dilaksnakaan setiap tahunnya. Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Tanaman
Langka juga menjadi perhatian dan merupakan program kerja divisi ini. Kegiatan
ini dilaksanakan dengan mendatangkan narasumber dari Pengelola “Mekar Sari”
Bogor.
d.
Pembuatan
Laboratorium dan Pengadaan Peralatan Penangkaran Kupu-kupu
Pada tahun 2010 telah dibangun
Laboratorium Penangkaran Kupu yang terletak di kebun Unnes seluar seluas 200 m.
Pembuatan laboratorium didukung oleh pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk
penangkaran kupu, pembuatan insektarium, dan peralatan pembuatan dokumentasi.
Untuk menunjang pelestarian terhadap kupu-kupu dilakukan penanaman Tanaman
Inang Kupu, seperti palem, sirih hutan, bunga pagoda. Hasilnya, jumlah jenis
kupu di kampus bertambah. Program yang diselenggarakan oleh divisi
keanekaragaman hayati ini melibatkan peran dari jurusan biologi PMIPA dan Green
Community.
e.
Penghijauan
Sepanjang tahun 2010 dan 2012,
telah dilaksanakan berbagai kegiatan penghijauan. Kegiatan tersebut adalah
penanaman di lapangan mini golf, penanaman dengan perusahaan Jepang, ITOCHU,
penanaman dengan Sri Sultan Hamengkubuwono dan Indosat, penanaman di kebun
biologi oleh mahasiswa baru biologi dan anggota HPK, perolehan bantuan bibit
dari Pemerintah Kota Semarang dan BPDAS, penanaman di Penerbad pada hari
menanam, perolehan bantuan bibit kelapa sawit dari Mekar Sari, penanaman
mangrove di Tambaklorok dan Tapak, penanaman di Pondok Pesantren Salafiah
Jepara, penanaman Rutin di Taman Keanekaragaman hayati dan Gunung Ledek,
penanaman di Kampus Unnes (kampus Unnes Pasca sarjana, kampus utama Unnes
Sekaran, dan kampus Unnes Karanganyar), penanaman dan pengabdian masyarakat
bersama mahasiswa bidik misidi Kelurahan Kalisegara.
f.
Database Keanekaragaman
Hayati untuk Pengembangan E-Biodiversity
Kegiatan ini dilaksanakan pada
bulan Agustus hingga September 2011, di laboratorium komputasi biologi dan
pusat pengembangan TIK Unnes. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mengembangkan sistem database keanekaragaman hayati Unnes agar dapat diakses
masyarakat luas. Kegiatan ini menghasilkan digitalisasi data hasil
inventarisasi flora dan fauna di lingkungan kampus Unnes Redesain Master-Plan
Taman Kehati dan Kebun Wisata Pendidikan Unnes Kegiatan ini dilaksanakan pada
tahun 2011 di kebun wisata pendidikan Unnes untuk menghasilkan master plan
kebun wisata Pendidikan yang menyediakan sarana dan prasarana yang relevan
sebagai sumber belajar biologi dan matematika, serta mengembangkan alternatif
kegiatan pembelajaran biologi dan matematika yang bersifat inovatif dan
menyenangkan. Hasil dari kegiatan ini berupa inventarisasi jenis tumbuhan yang
tumbuh di kebun wisata pendidikan Unnes, pengembangan desain math-park,
pembuatan desain ulang kebun wisata pendidikan Unnes
g.
Konservasi
Keanekaragaman Hayati Pembibitan Tanaman
Penghijauan Unnes Kegiatan ini
dilaksanakan di kebun wisata pendidikan Unnes selama bulan April – Desember
2011. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Divisi Biodiversitas Badan Konservasi
Unnes yang bekerjasama dengan BPDAS Provinsi Jateng. Sasaran dari kegiatan ini
adalah mahasiswa kader konservasi dengan tujuan menghasilkan bibit berbagai
jenis tanaman penghijauan.
2.
Divisi Tata
Arsitektur dan Transportasi Internal Hijau(Green Architecture and Internal Transportation)
Divisi tata
arsitektur dan transportasi internal hijau bertugas untuk merekomendasikan
model bangunan di Unnes yang green building. Menurut Greenshipp Guidelines
(2010), green building adalah bangunan ramah lingkungan yang dicapai baik dari
tahap perencanaan, pembangunan maupun pengoperasian dan pemeliharaan sehari
hari. Artinya, green building adalah konsep bangunan yang hijau, yaitu bangunan
yang meminimalisir penggunaan energi namun memaksimalkan
pencahayaan alami dan sirkulasi udara serta menggunakan bahan-bahan bangunan
ramah lingkungan. Sedangkan transportasi internal hijau yang dimaksud oleh
Unnes adalah penggunaan moda transportasi yang ramah lingkungan dengan
meminimalisir penggunaan kendaraaan yang menghasil CO2. Untuk memudahkan pelaksanaannya,Unnes
memanfaatkan rekanan rekanan melalui program CSR dalam bentuk bantuan sepeda
dengan jumlah 750 unit, membangun shelter sepeda dan shelter moda transportasi
umum. (Buku Panduan Universitas Konservasi(2010;21). Greenship Guidelines (2010;19)
mendefinisikan moda transportasi umum sebagai upaya untuk mendorong penghuni
gedung dan tamu gedung untuk mengunakan kendaraan umum dan mengurangi
penggunaann kendaraan pribadi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
adanya halte atau stasiun pemberhentian dalam jangkauan 30 meter dari gerbang
lokasi bangunan. Selama tahun 2010 –2011, divisi tata arsitektur dan
transportasi internal hijau telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka
pelaksanaan program konservasi, yaitu sebagai berikut:
a.
Survai Street
Furniture
Pada tahun 2010, kegiatan
survaitentang Street Furniture dilaksanakan di kawasan kampus Unnes Sekaran.
Survai ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peran Street
Furniture terhadap pengguna jalan dan lingkungan kawasan kampus unnes dengan
pendekatan konsep konservasi, dan mensosialisai kegiatan yang berkaitan dengan
Street Furniture dengan mengutamakan penggunaan vegetasi di kawasan kampus
Unnes sebagai bagian dari program universitas konservasi. Survei
dilakukan terhadap kawasan-kawasan di seluruh kampus Unnes di Sekaran.
b.
Pembuatan
Embung Unnes
Pembuatan embung dilaksanakan
oleh Unit Layanan Pengadaan Unnes bekerjasama dengan Kementrian Kehutanan
Republik Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung
sumber daya air terutama perbaikan kuantitas dan kualitas air tanah di wilayah
kecamatan Gunungpati dan sekitarnya dengan pembangunan embung di kampus Unnes.
Di awal pembangunannya, embung
diharapkan memiliki fungsi utama sebagai penambung air hujan di daerah sekitar
kampus. Namun pada perkembangannya, embung juga dimanfaatkan sebagai sarana
rekreasi oleh mahasiswa dan masyarakat setempat. Kawasan embung juga dilengkapi
dengan bale bale, taman dengan bangku serta penerangan yang memadai
menjadikannya sebagai tempat favorit di sore dan malam hari. Embung juga
dijadikan sebagai tempat memancing bagi mereka yang suka memancing. Hal ini
memungkinkan, mengingat terdapat ikan di embung tersebut karena pihak Unnes
sering melepas bibit ikan.
c.
Studi
Penggunaan Sepeda dan Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor di Lingkungan
Kampus Unnes sebagai Upaya Pengurangan Tingkat Polusi
Kegiatan ini berlangsung selama
tanggal 21 Juni–22 September 2011 di kawasan kampus Unnes Sekaran. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberlanjutan penggunaan sepeda di
lingkungan Unnes baik oleh mahasiswa, dosen, maupun tenaga administratif. Dari
kegiatan ini, dapat diketahui sejauh mana keinginan sivitas
akademika dalam menggunakan sepeda di lingkungan Unnes. Selain itu dapat pula
mengetahui permasalahan yang terkait dengan penggunaan sepeda dan selanjutnya
merekomendasikan solusinya. Dari kegiatan ini juga dapat dilaksanakan pembuatan
jalur sepeda yang dapat diterapkan di lingkungan Unnes dan menghasilkan panduan
untuk kelengkapan jalur sepeda untuk mendukung terlaksananya program penggunaan
sepeda dalam rangka mewujudkan universitas konservasi. Selain itu, sebagai
upaya pengurangan polusi dari kendaraan bermotor, Unnes mencanangkan kebijakan
menggunakan sepeda atau berjalan kaki di lingkungan kampus. Kebijakan ini
ditetapkan bagi mahasiswa baru angkatan tahun 2011. Mahasiswa baru yang
menggunakan motor diharuskan untuk memarkirkan motor di park centre yang berada
di belakang BNI Unnes, yang terletak di tengah-tengah kawasan kampus Unnes.
Untuk menuju ke gedung kampus masing-masing, mahasiswa baru diperbolehkan
menggunakan sepeda, meminjam sepeda yang telah disediakan Unnes, atau berjalan
kaki. Berdasarkan data laporan tahunan rektor tahun 2012, pada awal tahun 2012
bidang tata transportasi internal mencanangkan kebijakan bahwa tahun 2013
kampus bebas kendaraan bermotor. Untuk mendukung program tersebut sejumlah
persiapan dilakukan pada pertengahan tahun 2012. Di antaranya, penyediaan 8 unit gazebo, 6 unit seating group dan 4 shelter, penambahan jalur
pedestrian yang semula 544 meter padatahun 2011 menjadi 1.045 meter pada tahun
2012. Kini total jalur pedestrian mencapai panjang 2.221 meter. Untuk mendukung
program kampus bebas kendaraan bermotor pada tahun 2013, di tetapkan pula 10
kantong parkir. Selain itu, di tahun yang sama pula, dihasilkan SOP green
building dan pengembangan contoh green building. Saat ini Unnes sudah
menggunakan transportasi umum untuk menfasilitasi aktivitas sivitas akademika
dan tamu Unnes dengan menyediakan bus sebagai kendaraan internal. Karenanya
tidak ada lagi kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang
beraktivitas di jam jam kerja yakni pukul 07.00 WIB-16.30 WIB
3.
Divisi
Kebijakan Nirkertas (Paperless Policy)
Divisi kebijakan nirkertas bertugas untuk
meminimalkan penggunaan kertas di Unnes melalui penggunaan berbagai sistem
informasi yang Unnes miliki. Divisi ini telah melakukan beberapa
kegiatan dalam rangka menunjang universitas konservasi. Jenis kegiatannya
adalah sebagai berikut.
a.
Pengembangan
SIOMON (Sistem Monitoring Satu Mahasiswa Lima Pohon) pada tahun 2010.
b.
Entry data
keanekaragaman hayati dan penanaman pohon. Sistem Informasi Satu Mahasiswa Lima
Pohon (Siomon) merupakan sistem informasi yang digunakan oleh mahasiswa sebagai
sarana untuk melakukan updatingsetiap semester terhadap perkembangan pohon yang
telah ditanamnya selama menjadi mahasiswa Unnes. Siomon dapat diakses melalui http://konservasi.unnes.ac.id/siomon
c.
Penyempurnaan
SIOMON pada tahun 2011.
d.
Pembuatan
sistem informasi Unnes Green School Metricyang telah digunakan sebagai Unnes
Green School Award.Unnes Green School Award merupakan kompetisi tingkat SMP/
MTs dan SMA/ MA, serta SMK se-Jawa Tengah di bidang pemeliharaan dan
pelestarian lingkungan.
e.
Pembuatan
Sistem Informasi Terpadu (Sikadu) yang digunakan mahasiswa untuk melaksanakan
kegiatan akademik yang meliputi registrasi, pemesanan mata kuliah, pengisian
KRS, jadwal kuliah, yudisium, pendaftaran KKN, PPL, hingga wisuda. Pengumuman
yang berkaitan dengan kegiatan akademik juga diumumkan melalui Sikadu.
f.
Pembuatan
Simawa, Sistem Informasi Kemahasiswaan yang bersisi tentang berita atau info
yang berkaitan dengan beasiswa, dan Program Kegiatan Mahasiswa
(PKM). Simawa juga menyediakan social networking yang dapat diakses dan
dinikmati oleh mahasiswa dan dosen.
g.
Pembuatan
Sistem informasi Skripsi (Siskripsi) yaitu penyusunan skripsi secara online.
4.
Divisi Energi
Bersih (Clean Energy)
Divisi energi bersih bertugas untuk
mengoptimalkan pembuatan dan penggunaan energi terbarukan yang merupakan energi
alternaif. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan, sebagai berikut;
a.
Survai terhadap
Pemakaian Energi Listrik di Unnes
Kegiatan survai energi listrik dilakukan dilakukan untuk mengetahui jumlah
beban listrik pada masing-masing fakultas atau unit kerja, mengetahui jumlah
profil jumlah daya listrik masing-masing fakultas atau unit kerja, dan
mengetahui profil arus pembebanan listrik pada tiap fakultas atau unit kerja.
Selanjutnya dilaksanakan sosialisasi mengenai hasil survai energi listrik di
kampus Unnes. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung H Ruang 404 pada tanggal 17
Maret 2011. Kegiatan sosialisasi ini ditujukan untuk para Pembatu Dekan bidang
administrasi dan pelaksana operasional perencanaan daya listrik dengan tujuan
memberikan pemahaman kepada seluruh unit yang menggunakan daya listrik di
kampus Unnes Sekaran tentang hasil survai energi listrik oleh tim konservasi.
Tujuan sosialisasi ini untuk menyamakan pengetahuan dan persepsi tentang
langkah-langkah pemanfaatan energi listrik secara benar dan efisien. Pada
pelaksanaannya, survei terhadap penggunaan energi listrik dilingkungan Unnes
diadakan secara rutin setiap tahunnya. Sebagai upaya peningkatan motivasi perilaku hemat energi listrik, maka badan pengembang konsevasi
Unnes melaksanakan Green Unit Award. Yakni ajang penghargaan bagi unit unit
kerja dilingkungan Unnes meliputi perilaku hemat energi listrik, air, dan
kebersilhan lingkungan di tingkat fakultas.
b.
Pengembangan
Biogas dan Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Baru.
Pembuatan biogas dilakukan di Rusunawa. Biogas ini akan dihasilkan dari
libah kotoran manusia (feses) yang kemudian diberi enzim pengurai feses yang
berguna untuk mempercepat proses fermentasi. Proses fermentasi tersebut
menghasilkan gas metana yang disebut biogas. Biogas ini dapat digunakan untuk
memasak atau menyalakan lampu. Selanjutnya diadakan sosialisai tentang biogas
ini kepada warga rusunawa. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh Bidang
Kemahasiswaan FT Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2011 di Aula
Gedung Rusunawa Unnes. Kegiatan ini ditujukan untuk para mahasiswa penghuni
Rusunawa dan cleaning service di Rusunawa. Sosialisasi ini berisi informasi
mengenai keberadaan kloset yang berhubungan dengan septic tank berupa digester
yang dapat menghasilkan biogas untuk energi alternatif untuk menghemat bahan
bakar gas ataupun minyak di kawasan Rusunawa. Selain itu, disosialisasikan pula
aturan untuk tidak memasukkan larutan sabun atau bahan kimia lainnya ke dalam
kloset demi kelancaran sistem pengolahan feses menjadi biogas.
Pemanfaatan energi matahari sebagai salah satu sumber energi juga dilakukan
oleh divisi ini. Pada tahun 2011, tercata sebanyak 7 panel surya dimiliki oleh
Unnes. Pada akhir tahun 2012, Unnes telah memliki panel surya sebanyak 47 buah.
5.
Divisi
Pengolahan Sampah dan Limbah (Waste Management)
Divisi pengelolaan sampah dan limbah memiliki tugas untuk mengolah sampah,
minimal di Unnes, yaitu bagaimana metode pengolahan sampah, pengunaan alat, dan
lain sebagainya. Divisi ini telah melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya:
a.
Sosialisasi
Pemilahan Sampah
Sosialisasi pemilahan sampah
organik dan anorganik dilakukan dalam serangkaian kegiatan Conservation Camp
yang dilaksanakan oleh dilaksanakan pada tanggal 12 –13 juni, oleh divisi kader
konservasi. Selain itu, sosialisasi pemilahan sampah ini juga telah
dilaksanakan pada bulan Agustus 2010, di Kelurahan Sekaran dengan peserta
perwakilan setiap RT dan RW, bertempat di aula Kelurahan Sekaran.
b.
Pengelolaan
Sampah Organik di Lingkungan Kampus Unnes
Program pengelolaan sampah
organik di kampus Unnes dilakukan melalui pengembangan rumah kompos. Program
yang dilaksanakan pada tahun 2010 ini menitikberatkan pada operasional rumah
kompos. Selanjutnya selama bulan Maret Oktober 2011, dengan ketua pelaksana Dr.
Eva Banowati, M.Si, dilakukan optimalisasi rumah kompos, peningkatan kualitas
dan kuantitas kompos, pemasaran kompos, penyusunan guide line pembuatan kompos
dan leaflet. Menurut Greenship Guidelines (2011), sampah organik
didefinisikan sebagai sampah yang berasal dari bahan bahan yang dapat terurai
secara langsung ke alam /sampah yang mudah membusuk (bekas makanan, bekas
sayuran, kulit buah, daun daunan, dan rumput). Sedangkan sampah anorganik
adalah sampah yang berasal dari bahan bahan yang tidak dapat terurai secara
langsung ke alam/seperti kertas, kardus,kaca/gelas, plastik, besi dan logam
lainnya. Berdasarkan data yang didapatkan dari Kelurahan Sekaran dengan sumber
dari sekretaris kelurahan, penyuluhan pembuatan kompos telah dilakukan di Kelurahan
Sekaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5, sekitar akhir tahun
2010. Kegiatan ini dilakukan di kebun yang berada di belakang Kelurahan
Sekaran.
c.
Workshop
Pembuatan Barang Kerajinan dari Limbah Plastik.
Selanjutnya program pengelolaan sampah
anorganik, telah dilakukan kegiatan workshop tentang pembuatan kerajinan dari
limbah plastik dengan ketua pelaksana Dra. Widowati, M.Pd. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh divisi pengolahan sampah badan konservasi Unnes kerjasama
dengan BPDAS Provinsi Jateng. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah
plastik menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual, sebagai upaya untuk
menambah penghasilan khususnya kepada mahasiswa dan karyawan Unnes, menciptakan
lingkungan Unnes yang sehat, unggul, dan sejahtera.
d.
Pelatihan
Pembuatan Aneka Kerajinan Handycraft Sampah Anorganik bagi Petugas Kebersihan
dan Darma Wanita Unnes
Kegiatan ini dilakukan pada bulan
September 2011 dan Oktober 2011 di gedung H, ruang 404 dengan ketua pelaksana
Dra. Widowati, M.Pd. Kegiatan ini ditujukan bagi petugas kebersihan dan anggota
Dharma Wanita Pembangunan Unnes. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
mengoptimalisasikan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah anorganik
menjadi aneka kerajinan (Handycraft), peningkatan kuantitas dan kualitas
masyarakat peduli lingkungan, dan peningkatan ketrampilan.
e.
Analisis
Pengelolaan Sampah dan Survai Pengelolaan Sampah.
Dalam hal analisis pengelolaan
sampah, saat ini terdapat dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) aktif, yaitu: (1)
TPS Banaran yang berlokasi di kampung depan gerbang kampus
Unnes. TPS ini melayani pembuangan sampah dari Kampus Unnes dan masyarakat
sekitar Banaran; (2) TPS Sekaran Atas yang berlokasi di Perumahan Unnes. TPS
ini melayani masyarakat Dukuh Sekaran Atas.
f.
Focus Group
Discussion Pengelolaan Sampah Kampus Unnes
Kegiatan ini dibagi menjadi 2
tahap, yaitu kegiatan survai yang dilaksanakan di lingkungan kampus Unnes, dan
kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di gedung H, lantai 4, ruang
405. Kegiatan ini ditujukan kepada pemangku kepentingan pengeolaan sampah
antara lain tata usaha, badan urusan rumah tangga, dan bidang yang menangani
fasilitas dan perlengkapan. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Margareta R, M.Si
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai sumber,
metode pengumpulan, transportasi, dan pembuangan akhir tiap fakultas dan
gedung. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis semua alternatif
yang memungkinkan dapat diterapkan di Unnes sehingga pengelolaan sampah dapat
berlansung efektif dan efisisen, serta sebagai dasar ilmiah bagi pengambilan
kebijakan mengenai pengelolaan sampah di lingkungan universitas.
g.
Perencanaan
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Unnes
Kegiatan ini berlangsung selama
bulan Maret –September 2011 dilingkungan kampus Unnes. Tujuan dari kegiatan ini
adalah menciptakan kampus Unnes yang bersih dan Sehat, mendukung Unnes
Konservasi, dan terwujudnya TPS yang tidak mencemari lingkungan.
6.
Divisi
Konservasi Seni, Tradisi, dan Budaya (Conservation of Art, Tradition, and Culture)
Divisi ini
bertugas untuk melestarikan Seni Budaya Jawa, seperti Bahasa Jawa, Aksara Jawa,
tembang-tembang Jawa (macapat, panembromo), dan tembang tembang dolanan Jawa.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh divisi ini adalah Workshop pilar-pilar
Konservasi. Dalam kegiatan ini dihasilkan Peraturan Rektor tentang Kode Etik
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Satu Hari Berbahasa Jawa yang merupakan
pencanangan satu hari Berbahasa Jawa, yaitu setiap hari kamis. Pemilihan waktu
yakni hari kamis disesuaikan dengan hari dimana dosen dan karyawan dilingkungan
Unnes menggunakan batik sebagai pakaian kerja. Pemberlakuan sehari berbahasa
Jawa pada hari Kamis di lingkungan Unnes merupakan wujud kepedulian Unnes
terhadap bahasa Jawa dan apresiasi nyata Unnes dalam melestarikan bahasa Jawa.
Pada pelaksanaannya, bagi karyawan dan dosen yang merupakan etnis pendatang
tidak diwajibkan. Namun, jika mereka memiliki kemampuan berbahasa Jawa dan atau tertarik untuk belajar bahasa Jawa mereka dianjurkan, meskipun
tidak diwajibkan (sukarela). Divisi ini juga menghasilkan “Tari Sekarningrat”,
yaitu tari yang mengandung makna nilai-nilai Konservasi. Tari yang diciptakan
oleh para dosen seni tari FBS Unnes merupakan wujud kecintaan Unnes terhadap
tarian tradisional Jawa. Tari ini diciptakan khususuntuk memperkuat branding
konservasi Unnes dibidang seni dan budaya. Selain kegiatan tersebut,
diselenggarakan pula diskusi bulanan yakni setiap Selasa Legi (Selasa Legen).
Diskusi ini dilakukan untuk memperkuat sendi-sendi budaya masyarakat. Dalam
diskusi yang digelar setiap Selasa Legen tersebut, turut hadir sivitas
akademika Unnes baik dosen, karyawan maupun mahasiswa, serta komunitas
budayadisekitar Gunungpati, Semarang dan sekitar. Acara yang rutin digelar
sekali dalam sebulan tersebut diadakan di auditorium Unnes dengan mendatangkan
pembicara yang konsen dibidang budaya Jawa. Di antaranya Ki Anom, Ki Mantep,
Prof Eko Budihardjo dan lain sebagainya. Festival lagu dolanan dan dolanan anak
juga dilaksanakan pada tahun 2012 tingkat SD dan SMP se kota Semarang. Kegiatan
ini merupakan wujud kepedulian divisi etika seni dan budaya untuk menjaga agar
lagu dolanan anak dan dolanan anak tidak punah dan masih tetap bertahan
ditengah arus budaya pop yang semakin tak terbendung.
7.
Divisi Kader
Konservasi
Divisi ini
bertugas untuk membina kader-kader, khususnya mahasiswa, agar mengerti dan
memahami konservasi dengan baik. Divisi ini melibatkan berbagai
unit kegiatan mahasiswa yang ada dilingkungan Unnes sebagai anggota. Para kader
inilah yang memiliki peran yang penting di setiap kegiatan konservasi. Mereka
selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan konservasi seperti penanaman pohon,
penanaman mangrove, pembuatan biopori, pengembangan kebun wisata,hutan mini
kampus, pasar krempyeng, dan lain sebagainnya. UKM UKM yang terlibat di
antaranya pramuka, KSR, Menwa, Mahapala,dan lain sebagainya. Kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh divisi ini antara lain;
a.
Conservation
Camp
Kegiatan ini dilaksanakan setiap
tahun sebagai tonggak pendidikan konservasi sosial kemasyarakatan yang telah
dilancarkan Universitas Negeri Semarang Sebagai Universitas Konservasi.
Kegiatan ini bertujuan:
1)
Melaksanakan
program Unnes sebagai universitas konservasi, dengan membentuk kader-kader
konservasi dari lingkup Universitas Negeri Semarang
2)
Menjalin
kerjasama dengan masyarakat kawasan kaki gunung Ungaran
3)
Memperingati
Hari Lingkungan Hidup Tahun setiap tahun
D. Kendala Dan
Hambatan Mewujudkan Konservasi Unnes
Pelaksanaan kampus konservasi tidak
lepas dari kendala dan hambatan. Hasil identifikasi dan pengamatan menunjukkan
bahwa mengubah "mindset" mahasiswa dan warga UNNES untuk melaksanakan
tujuh pilar konservasi secara baik dan konsisten masih terkendala. Dalam
perkuliahan PLH dengan sistem rombel, peserta berasal dari berbagai program
studi, menyebabkan alokasi waktu kuliah harus tepat. Hal ini untuk menghindari
keterlambatan keterlambatan kuliah pada jam berikutnya yang lokasi kuliahnya
tidak selalu dekat jaraknya. Oleh karena itu, pelaksanaan kuliah dengan praktek
atau kunjungan lapangan hanya dilakukan sebagai tugas kelompok. Jika
dilaksanakan di luar jam kuliah, pengaturan waktunya juga tidak mudah. Kegiatan lain seperti memilah sampah,
mematikan listrik jika tidak diperlukan, menjaga kebersihan kelas, kamar mandi
dan WC, menghemat air, mengurangi penggunaan plastik dan kertas tissu, masih
belum sepenuhnya dilakukan oleh semua mahasiswa. Hal
ini diduga belum adanya pengawasan dan sanksi bagi yang melanggar. Berbeda
dengan pelaksanaan parkir dan kawasan bebas kendaraan bermotor yang selalu
dijaga dan diawasi oleh Satpam. Hal lain
yang masih menjadi hambatan adalah terciptanya kawasan kampus bebas asap rokok.
Penelitian tentang jumlah perokok di lingkungan kampus UNNES belum ada, tetapi
dari pengamatan dan diskusi dengan mahasiswa, hanya mahasiswa dari fakultas
tertentu yang didominasi mahasiswa laki-laki saja yang ada perokoknya, seperti
di FIK dan FT. Selain itu juga masih ada dosen dan tenaga kependidikan laki-laki
yang merokok meskipun jumlahnya juga belum diketahui dengan pasti. Oleh karena
itulah di kampus UNNES belum ada kawasan bebas asap rokok dan "smoke
area". Kendala
lainnya yaitu borosnya penggunaan listrik karena jika sirkulasi udara dan
cahaya yang masuk ke ruangan telah mencukupi maka tidak dibutuhkan AC maupun
lampu pada siang hari.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Menurut pembahasan makalah kami
diatas, dapat diambil simpulan bahwa alasan dan tujuan UNNES mendeklarasikan
sebagai Uneversitas Konservasi adalah salah satunya untuk mengurangi
dampak dari global warming yang membuat bumi kita semakin panas, yang
disebabkan oleh beberapa masalah seperti : polusi asap kendaraan bermotor,
penggunaan AC, pembakaran sampah-sampah plastik, dan adanya rumah kaca
dibeberapa tempat. Hal itu membuat kerusakan lapisan ozon yang melindungi bumi
dari sinar ultraviolet secara langsung. Sebagai upaya untuk mengurangi
global warming UNNES menerapkan kebijakan diantaranya : Parkir Terpadu,
Pemanfataan limbah daun menjadi pupuk kompos, menganjurkan seluruh warga UNNES
untuk berjalan kaki atau bersepeda ke kampus.
B.
SARAN
Untuk mewujudkan UNNES sebagai
Universitas Konservasi warga UNNES sebaiknya menyadari pentingnya tujuan
Konservasi. Dan para pengelola harus menambah fasilitas seperti memperbanyak
bus kampus, sepeda, dan trotoar. Selain itu menanamkan pendidikan karakter
mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup untuk memaksimalkan upaya
pencapaian Konservasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Setyowati, Dewi Lisnoor. 2014. Pendidikan
Lingkungan Hidup. Semarang: Uiversitas Negeri Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar