Selasa, 12 Mei 2015

makalah konservasi unnes

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc7_oxQ9gJef5YRxx9vjGrK_6Rwl-MoOuphtj_IfpKBS5iIf7hfNXZKX2alQtY4kA0S6YMJ2GBo0FsL0VjhXbc3BPTirE6DF1cZKF7gi8k4XqaVf6IPq558zb10ZoUf5jmfgVKJYG5GE8/s200/logo-unnes.jpg


MAKALAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen pengampu :  1. Prof. Dewi Liesnoor Setyowati
              2. Andi Irawan Benardi, S.Pd




OLEH :
1.      Duwi Septiana               (7101414146)
2.      Yuyun Kurniasari           (7101414237)
3.      Emi Lusiana                   (7311414049)
4.      Mustafainal Akhyar       (7311414135)
5.      Agus Winarno                (8111414093)



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Pendidikan Lingkungan Hidup tentang Konservasi dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam tema ini,saya mengambil judul
UNNES Konservasi
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk membahas tentang Konservasi yang mana didalamnya terkandung tentang pembahasan lingkungan disekitar Unnes dan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menangani kerusakan lingkungan, seni budaya serta penurunan moral.
Untuk itu Penulis menyusun makalah ini,berharap dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Unnes sebagai Universitas Konservasi dan mampu memecahkan segala kasus-kasus kerusakan lingkungan. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pembaca untuk menyusun makalah yang lebih sempurna lagi. Dengan itu,saya memohon maaf jika dalam makalah inibanyak kekurangan.Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.

Semarang,  15 Maret 2015

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
A.    LATAR BELAKANG1
B.     RUMUSAN MASALAH2
C.     TUJUAN PEMBAHASAN2
BAB II PEMBAHASAN3
A.    PENGERTIAN KONSERVASI3
B.     UNNES SEBAGAI UNIVERSITAS KONSERVASI5
C.     UPAYA KONSERVASI11
BAB III PENUTUP23
A.    SIMPULAN 23
B.     DAFTAR PUSTAKA 23
DAFTAR PUSTAKA 24








A.  LATAR BELAKANG
       Di era globalisasi ini, kondisi bumi lambat laun semakin memprihatinkan. Banyak sekali masalah-masalah yang muncul akibat kerusakan alam, seperti polusi, tanah longsor, banjir, dan terjadi kerusakan paling besar yaitu pemanasan global (global warming). Begitupula dengan apa yang terjadi pada moral penduduk bangsa ini yang semakin rusak terkikiskan oleh dampak adanya globalisasi.
Saat ini banyak sekali Universitas yang berlomba – lomba menamakan dirinya sebagai Universitas Riset, namun berbeda halnya dengan UNNES. Dengan yakin UNNES menamakan dirinya sebagai Universitas Konservasi.
       UNNES adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di daerah Sekaran (Gunungpati), bagian Selatan dari Semarang, Jawa Tengah. Dan Kampus lainnya terletak di Ngaliyan (Semarang) dan di Kemandungan, Tegal Barat, Tegal. Universitas Negeri Semarang(Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi UNNES. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Sekarang Universitas Negeri Semarang telah menjelma menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri Unggulan dan terpandang di Jawa Tengah. Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah dideklarasikan. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh yang hadir dan meresmikannya. Dengan deklarasi itu, UNNES bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa.
       Konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Gemanya, tentu saja, kami harapkan sampai di kampus-kampus lain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Unnes: Kelud, Bendan, Pegandan, Karanganyar, dan Tegal.
       Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. Konservasi merupakan langkah yang ingin diwujudkan UNNES untuk menjadi Universitas yang mampu melindungi baik lingkungan sekitar kampus maupun melindungi moral mahasiswanya.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Konservasi
2.      Bagaimana pelaksanaan konservasi di UNNES
3.      Apa saja pilar-pilar konservasi di UNNES
4.      Apa upaya yang dilakukan untuk menjadi Universitas Konservasi
5.      Apa kendala yang dihadapi UNNES dalam mewujudkan konservasi.
C.  TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian Konservasi
2.      Mengetahui alasan UNNES mendeklarasikan dirinya sebagai Universitas Konservasi
3.      Mengetahui upaya yang dilakukan untuk menjadi Universitas Konservasi
4.      Mengetahui Kendala yang dihadapi unnes dalam mewujudkan konservasi.


















A.  PENGERTIAN KONSERVASI
       Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana). Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
       Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
1.        Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2.        Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
3.        Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
4.        Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).



       Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah:
·           Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
·           Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
·           Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
·           Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
       Konservasi tanah dan air di Indonesia bukan merupakan hal baru. Pada masa kerajaan Majapahit petani telah mengenal sistem persawahan lengkap dengan pengairan, sistem ’subak’ di Bali juga telah dilakukan sejak zaman kerajaan. Sistem bertani pada lahan sawah merupakan contoh klasik konservasi yang dapat berfungsi efektif dalam mempertahankan kesuburan tanah sehingga produktivitas tetap terjaga. Pada masa pemerintahan Belanda, telah terjadi pembukaan hutan untuk tanaman perkebunan, telah menyebabkan erosi sangat besar yang mengakibatkan banjir antara lain di Bengawan Solo pada abad 19. Pada tahun 1844 dikeluarkan undang-undang yang mengatur tentang pembukaan hutan. Namun UU tersebut tidak dijalankan dengan efektif karena desakan perubahan lahan. Pada tahun 1930 dibawah pimpinan Coster dibentuk Badan Reboisasi, kegiatan yang dilakukan antara lain mengeluarkan ordomansi hutan yang mengatur luas minimum kawasan hutan di Jawa Barat sebesar 23% dari luas daerah (Setyowati, 2012). Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan sebidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut, dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 1989).
       Konservasi dibedakan menjadi konservasi tanah dan konservasi air. Konservasi tanah dan air memiliki fungsi bersama dan berjalan beriringan dalam menjaga tanah sekaligus memasukkan air ke dalam tanah. Konservasi tanah merupakan upaya menjaga agar struktur tanah tidak terdispersi dan mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan.Konservasi air merupakan upaya meresapkan air ke dalam tanah, sehingga air dapat masuk mengisi rongga- rongga dalam tanah dan tanah mampu menyimpan air. Kegiatan konservasi air mengupayakan agar air hujan tidak terlalu cepat dibuang kelaut melalui saluran dan sungai, namun agar dapat ditahan pada kawasan hulu sungai untuk memperbesar resapan air kedalam tanah.Peresapan air

dapat dilakukan secara alamiah maupun buatan, melalui vegetasi tanaman keras, embung, sumur
resapan, ataupun biopori. Konservasi air yang baik dapat menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakan sesedikit mungkin untuk keperluan yang produktif. Pengertian konservasi air domestik berarti menggunakan air sesedikit mungkin untuk mandi, mencuci, menggelontor toilet, masak, dan  jenis penggunaan air untuk rumah tangga lainnya. Konservasi air untuk industri berarti pemakaian air sesedikit mungkin untuk menghasilkan suatu produk. Konservasi air pertanian pada dasarnya berarti penggunaan air sesedikit mungkin untuk menghasilkan produksi pertanian yang besar (Suripin, 2002). Berbagai upaya konservasi air dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara tingkat pemanfaatan air dengan upaya pelestarian. Manfaat tindakan konservasi air sudah jelas, namun implementasinya kepada masyarakat luas masih dipertanyakan. Bagaimana agar masyarakat bisa peduli terhadap air, mau melakukan tindakan konservasi air, dan menjadikan konservasi air sebagai kebutuhan yang berkelanjutan. Kebanyakan masyarakat sadar akan pentingnya air pada saat terjadi kelangkaan air saja. Namun hanya sedikit masyarakat yang mengerti dan peduli akan pentingya memanen air pada musim hujan (rain water harvesting) sebagai tandon air dapat dimanfaatkan setiap saat. 
       Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain:
a.       Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar.
b.      Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
c.       Melindungi bend-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemissecara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
d.      Melindungi benda-benda (peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.
       Sasaran konservasi adalah:
a.       Tercapainya keselarasan,keserasian, keseimbangan, antara manusia danlingkungan hidup,
b.      Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup,
c.       Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
d.      Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup, 
e.       Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
f.       Terlindunginya Indonesia terhadap dampak usaha dan atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. (dari berbagai sumber

B.  UNNES sebagai Universitas Konservasi

       Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan perguruan tinggi negeri yang terus berkembang. Sebagai konsekuensi perubahan status dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi sebuah universitas, UNNES harus bersedia menjawab setiap tantangan agar tidak tersingkir dalam persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat baik di tingkat nasional maupun internasional. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNNES memiliki peranan penting dalam masyarakat, tidak hanya sebagai pendidik bagi pemimpin-pemimpin di masa depan tetapi juga berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah-masalah baik di bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan. Didukung letak dan topografi serta potensi sumber daya alam hayati yang dimiliki, UNNES merupakan sebuah situs bagi pelestarian sumberdaya alam dan ekosistem melalui pengembangannya menuju “Universitas Konservasi” (Renstra Unnes 2010-2014)
       Secara geografis, UNNES terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam. Secara administratif, lokasi UNNES termasuk bagian dari wilayah kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang sejak dulu telah difungsikan sebagai area resapan air guna menjaga siklus hidrologi dan penyedia air bagi kehidupan daerah kota Semarang. Fungsi ini perlu untuk terus dijaga agar tidak terjadi bencana dan utamanya krisis air di kawasan Semarang dan sekitarnya. Lokasi kampus UNNES yang berada di daerah perbukitan dan dikelilingi beberapa tipe habitat seperti hutan, sawah, ladang, kebun campuran, dan pemukiman memiliki tingkat
 Keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi. Selain itu, kawasan perbukitan ini sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dan didayagunakan bagi pengembangan sumber-sumber energi terbarukan seperti air, angin dan sinar matahari.
       Dalam upaya meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, UNNES telah melakukan beberapa program, antara lain adalah gerakan penghijauan kampus, pengembangan ”Taman Keanekaragaman Hayati” (Taman Kehati), gerakan penggunaan moda transportasi non bahan bakar fosil (non-fosil-fuel driven vehicle), pemilahan sampah, pengelolaan sampah organik menjadi kompos, melakukan inventarisasi awal flora dan fauna khususnya burung dan kupu-kupu, penangkaran kupu-kupu, melakukan pendidikan konservasi, pengelolaan administrasi akademik di UNNES dari sistem lama yang berjalan secara stand alone dan melalui jaringan komputer terbatas di tingkat universitas ke sistem baru berbasis web yang bernama Sikadu.
       Mewujudkan konsep kampus ramah lingkungan, eko kampus, kampus berkelanjutan, kampus konservasi atau istilah-istilah lainnya yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama, yaitu berwawasan lingkungan, maka perlu didukung oleh setiap civitas akademika yang ada di dalamnya. Merujuk pada pengertian kampus dan kawasan konservasi, maka kampus atau universitas konservasi adalah sebuah univeritas yang dalam pelaksanaannya sebagai tempat aktivitas pendidikan berlangsung tetap mengacu pada prinsip perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari, sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan lingkungan. Pada dasarnya kampus konservasi merupakan bentuk turunan dari konsep kampus berkelanjutan. Intinya kampus konservasi yang mengacu pada asas pembangunan berkelanjutan berarti kampus tersebut harus dapat menyelaraskan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga tercipta kampus yang ramah lingkungan tapi tetap produktif dengan suasana kampus yang nyaman untuk beraktivitas (Phramesti dan Yuliastuti, 2013).
       Cita-cita menjadi sebuah ”Universitas Konservasi” bagi UNNES untuk jangka panjang perlu dikembangkan selain untuk menjaga keseimbangan tata guna lahan seiring dengan pembangunan sarana dan prasarana kampus agar tidak terjadi kerusakan lingkungan juga untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistem. Guna mewujudkan UNNES sebagai “Universitas Konservasi” diperlukan jaminan dan komitmen yang kuat bagi keberlanjutan program-program yang sudah dilakukan sebelumnya, khususnya yang mencakup tiga unsur kegiatan konservasi yang saling berkaitan, yaitu melindungi dan menyelamatkan keanekaragaman hayati (saving), mengkaji keanekaragaman hayati (studying), dan memanfaatkan keanekaragaman hayati (using).      
       Program-program yang telah dilaksanakan oleh UNNES saling mendukung untuk mewujudkan UNNES menjadi Universitas Konservasi. Hal tersebut dinilai sudah baik karena tidak ada program yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan visi atau pun misi UNNES sebagai Universitas Konservasi. Pada tahun 2010 program-program yang dilaksanakan merupakan program-program dalam tahap awal menuju Universitas Konservasi. Hal itu dilakukan karena pada tahun 2010 merupakan tahun awal dalam penyelenggaraan UNNES sebagai Universitas Konservasi yang masih menumbuhkan perubahan-perubahan kecil secara bertahap untuk melihat dukungan baik dari pihak internal UNNES maupun pihak eksternal UNNES.
       Dalam implementasi Universitas Konservasi Unnes ditopang oleh tujuh pilar konservasi yaitu :
1.        Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Dalam divisi ini akan dikembangkan guidline penyertaan struktur ramah lingkungan pada penggunaan gedung saat ini dengan fungsi baru, pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter sepeda, pembuatan contoh sumur resapan, dan pembuatan model bangunan hemat energi
Hal ini bertujuan membentuk budaya ramah lingkungan pada lingkungan kampus. Pada tahap awal sejak deklarasi UNNES sebagai universitas konservasi pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki telah dilaksanakan.
2.        Biodiversitas
Secara geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi.
Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah dikembangkan "Taman Keanekaragaman Hayati" yang meliputi program penghijauan, pemilahan sampah organik dan anorganik, dan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan kupu-kupu di kampus pusat Unnes pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenis burung.
Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya dilindungi peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori spesies yang dilindungi CITES (Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, I dan termasuk kelompok spesies yang dilindungi IUCN (International Union for Conservation of Nature) dengan kategori Endangered Species: EN, dan lima jenis termasuk kategori spesies endemik Jawa.
Selain itu ditemukan sebanyak 33 jenis kupu-kupu dan salah satunya merupakan jenis yang dilindungi menurut sistem perundangan Indonesia.
3.        Energi Bersih
Program ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi.
Energy surya (solar energy) merupakan sumber energy terbarukan yang paling sederhana, sehingga dengan penerapan panel surya di beberapa titik utama, kampus akan mengurangi konsumsi listrik dari PT.PLN.
Selain itu dikembangkan pula biofuel. Proses composting dari bio-massa merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan dipadukan pada sistem pengolahan limbah organik.
Tenaga angin adalah sumber energy yang dapat dimanfaatkan di Unnes dengan membuat kincir angin di area terbuka kampus dan bersinergi dengan panel surya.
Selain itu sosialisasi terhadap civitas akademika UNNES dan lingkungan sekitar kampus juga dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan kebijakan green energy.
4.      Seni Budaya
Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.
Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan
Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya
Kampung budaya, secara fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.
Diperkampungan ini akan dibangun rumah berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas yang mencerminkan entitas tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).
5.      Kaderisasi Konservasi
Program ini merupakan upaya peningkatan kader konservasi baik di lingkungan UNNES maupun masyarakat sekitar UNNES.
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas kerjasamadengan pihak terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan hidup.
Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.
Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan
Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya
Kampung budaya, secara fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.
Diperkampungan ini akan dibangun rumah berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas yang mencerminkan entitas tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).

6.      Paperless Policy
Pemanfaatan Teknologi Informasi di lingkungan Unnes diharapkan mampu membuka peluang mengurangi secara signifikan penggunaan kertas dalam surat menyurat dan dokumentasi melalui Paperless Policy.
Implementasi kebijakan ini berlaku dalam pengelolaan administrasi akademik berbasis teknologi informasi, pengelolaan administrasi dokumen perkantoran berbasis teknologi informasi dan rancangan e-Administrasi.
Dengan kata lain kebijakan nir kertas merupakan program meminimalisasi penggunaan kertas dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki UNNES, antara lain dengan melakukan pengembangan sistem aplikasi berbasis web, pengembangan penerbitan online, peningkatan sarana pendukung, dan pengembangan organisai.
Melalui kebijakan Paperless Policy diharapkan konsumsi kertas akan semakin ditekan tanpa mengurangi efektifitas kerja dan merupakan salah satu upaya dalam pencegahan pemanasan global dan mengembalikan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia.
7.       Pengolahan Limbah
Program ini melputi daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah dilakukan pemisahan tempat sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di setiap gedung Unnes.
Program kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah organik dikelola menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA.
Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan meliputi pengelolaan sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan perencanaan Unit Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi.
Dalam pengolahan kompos ini warga sekitar lingkungan kampus juga dilibatkan agar terciptanya lapangan pekerjaan bagi warga sekitar guna mendukung budaya konservasi. Pengembangan pengolahan kompos ini dilakukan bertahap seiring peningkatan produksi pupuk kompos yang diproduksi.
       Ada tiga hal yang memperkuat tujuh pilar konservasi yang diusung Universitas Negeri Semarang. Yakni pituah, pitutur, dan pitulungan.
       Hal pertama adalah pituah atau petuah yang berarti nasihat. Dengan semangat mencapai tujuan bersama, keluarga besar universitas konservasi haruslah saling mengingatkan satu sama lain demi kebaikan dan kebersamaan.
       Kedua adalah pitutur yang dapat dimaknai perbincangan (bertutur). Dalam konteks ini, berbagai ide maupun gagasan yang dilontarkan untuk kemajuan bersama, akan lebih matang jika mendapat masukan dari berbagai pihak.
       Ketiga, pitulungan yang berarti tulung-tinulung (tolong-menolong). Selain bekerja sesuai dengan bidang masing-masing, semua lini di universitas konservasi juga diharuskan saling membantu.
C.  UPAYA KONSERVASI
            Upaya yang di lakukan Universitas Negeri Semarang untuk menjadi Universitas Konservasi dengan membentuk
Badan pengembang konservasi yang bertugas melakukan kegiatan kegiatan konservasi sebagai bagian dari green campaignyang  memiliki peran sangat strategis. Karenanya, badan yang dibentuk khusus mengawal program konservasi Unnes memiliki divisi divisi yang menyelenggarakan berbagai aktivitas kampanye. Kegiatan kampanye dimulai dari internal Unnes hingga keluar Unnes. Kegiatan kegiatan tersebut berupa konsep hingga aktivitas yang melibatkan banyak pihak baik dalam maupun di luar Unnes. Kegiatan tersebut di antaranya:

1.                  Divisi Konservasi Keragaman Hayati (Biodiversity Conservation)
Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati mengembang tugas konservasi pada bidang keanekaragaman hayati. Divisi ini bertugas untuk mencoba membudidayakan tanaman-tanaman langka, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Juga bertugas untuk mendokumentasikan dan menginfentarisasi data flora dan fauna ke dalam sistem informasi untuk memudahkan akses informasi oleh masyarakat luas. Pada tahun 2010 –2012, divisi konservasi keragaman hayati telah memiliki program yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a.       Monitoring Flora dan Fauna Kampus
Monitoring flora dan fauna pada tahun 2010, menghasilkan adanya inventarisasi terhadap pohon, burung, dan kupu-kupu. Inventarisasi awal flora dan fauna mencakup flora yang terdapat di lingkungan kampus Unnes (di luar Kebun Wisata Pendidikan Biologi) dan fauna khususnya burung dan kupu-kupu. Kegiatan ini juga melibatkan Green Community dan masih terus berjalan hingga saat sekarang.
b.      Pelatihan Pembuatan dan Perawatan Biopori
      Pada bulan Juni 2010, dilaksanakan Pelatihan Pembuatan dan Perawatan Biopori yang merupakan kerja sama antara divisi biodiversitas dan kader konservasi. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dilaksanakan pada saat kemah konservasi, Kegiatan ini meliputi penyampaian materi dan pembuatan lubang Biopori di kawasan wisata alam Umbul Sidomukti, Jimbaran.Selain itu di Kelurahan Sekaran dilaksanakan percontohan pembuatan biopori di RT II RW II, Dukuh Sekaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2010. Saat ini, di Kelurahan Sekaran, telah disediakan alat biopori dan telah dipasang. Pada tahun 2012 kegiatan serupa juga diselenggarakan dikelurahan Sekaran.
c.       Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Tanaman Langka
      Dalam serangkaian kegiatan Pelatihan dan Perawatan Biopori bulan Juli 2010, pada kemah konservasi di kawasan wisata alam Umbul Sidomukti, Jimbaran. Kegiatan serupa dilaksnakaan setiap tahunnya. Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Tanaman Langka juga menjadi perhatian dan merupakan program kerja divisi ini. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mendatangkan narasumber dari Pengelola “Mekar Sari” Bogor.
d.      Pembuatan Laboratorium dan Pengadaan Peralatan Penangkaran Kupu-kupu
      Pada tahun 2010 telah dibangun Laboratorium Penangkaran Kupu yang terletak di kebun Unnes seluar seluas 200 m. Pembuatan laboratorium didukung oleh pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk penangkaran kupu, pembuatan insektarium, dan peralatan pembuatan dokumentasi. Untuk menunjang pelestarian terhadap kupu-kupu dilakukan penanaman Tanaman Inang Kupu, seperti palem, sirih hutan, bunga pagoda. Hasilnya, jumlah jenis kupu di kampus bertambah. Program yang diselenggarakan oleh divisi keanekaragaman hayati ini melibatkan peran dari jurusan biologi PMIPA dan Green Community.
e.       Penghijauan
      Sepanjang tahun 2010 dan 2012, telah dilaksanakan berbagai kegiatan penghijauan. Kegiatan tersebut adalah penanaman di lapangan mini golf, penanaman dengan perusahaan Jepang, ITOCHU, penanaman dengan Sri Sultan Hamengkubuwono dan Indosat, penanaman di kebun biologi oleh mahasiswa baru biologi dan anggota HPK, perolehan bantuan bibit dari Pemerintah Kota Semarang dan BPDAS, penanaman di Penerbad pada hari menanam, perolehan bantuan bibit kelapa sawit dari Mekar Sari, penanaman mangrove di Tambaklorok dan Tapak, penanaman di Pondok Pesantren Salafiah Jepara, penanaman Rutin di Taman Keanekaragaman hayati dan Gunung Ledek, penanaman di Kampus Unnes (kampus Unnes Pasca sarjana, kampus utama Unnes Sekaran, dan kampus Unnes Karanganyar), penanaman dan pengabdian masyarakat bersama mahasiswa bidik misidi Kelurahan Kalisegara.
f.       Database Keanekaragaman Hayati untuk Pengembangan E-Biodiversity
      Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2011, di laboratorium komputasi biologi dan pusat pengembangan TIK Unnes. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan sistem database keanekaragaman hayati Unnes agar dapat diakses masyarakat luas. Kegiatan ini menghasilkan digitalisasi data hasil inventarisasi flora dan fauna di lingkungan kampus Unnes Redesain Master-Plan Taman Kehati dan Kebun Wisata Pendidikan Unnes Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2011 di kebun wisata pendidikan Unnes untuk menghasilkan master plan kebun wisata Pendidikan yang menyediakan sarana dan prasarana yang relevan sebagai sumber belajar biologi dan matematika, serta mengembangkan alternatif kegiatan pembelajaran biologi dan matematika yang bersifat inovatif dan menyenangkan. Hasil dari kegiatan ini berupa inventarisasi jenis tumbuhan yang tumbuh di kebun wisata pendidikan Unnes, pengembangan desain math-park, pembuatan desain ulang kebun wisata pendidikan Unnes
g.      Konservasi Keanekaragaman Hayati Pembibitan Tanaman
      Penghijauan Unnes Kegiatan ini dilaksanakan di kebun wisata pendidikan Unnes selama bulan April – Desember 2011. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Divisi Biodiversitas Badan Konservasi Unnes yang bekerjasama dengan BPDAS Provinsi Jateng. Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa kader konservasi dengan tujuan menghasilkan bibit berbagai jenis tanaman penghijauan.
2.                  Divisi Tata Arsitektur dan Transportasi Internal Hijau(Green Architecture and Internal      Transportation)
Divisi tata arsitektur dan transportasi internal hijau bertugas untuk merekomendasikan model bangunan di Unnes yang green building. Menurut Greenshipp Guidelines (2010), green building adalah bangunan ramah lingkungan yang dicapai baik dari tahap perencanaan, pembangunan maupun pengoperasian dan pemeliharaan sehari hari. Artinya, green building adalah konsep bangunan yang hijau, yaitu bangunan yang meminimalisir penggunaan energi namun memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara serta menggunakan bahan-bahan bangunan ramah lingkungan. Sedangkan transportasi internal hijau yang dimaksud oleh Unnes adalah penggunaan moda transportasi yang ramah lingkungan dengan meminimalisir penggunaan kendaraaan yang menghasil CO2. Untuk memudahkan pelaksanaannya,Unnes memanfaatkan rekanan rekanan melalui program CSR dalam bentuk bantuan sepeda dengan jumlah 750 unit, membangun shelter sepeda dan shelter moda transportasi umum. (Buku Panduan Universitas Konservasi(2010;21). Greenship Guidelines (2010;19) mendefinisikan moda transportasi umum sebagai upaya untuk mendorong penghuni gedung dan tamu gedung untuk mengunakan kendaraan umum dan mengurangi penggunaann kendaraan pribadi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah adanya halte atau stasiun pemberhentian dalam jangkauan 30 meter dari gerbang lokasi bangunan. Selama tahun 2010 –2011, divisi tata arsitektur dan transportasi internal hijau telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka pelaksanaan program konservasi, yaitu sebagai berikut:
a.       Survai Street Furniture
      Pada tahun 2010, kegiatan survaitentang Street Furniture dilaksanakan di kawasan kampus Unnes Sekaran. Survai ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peran Street Furniture terhadap pengguna jalan dan lingkungan kawasan kampus unnes dengan pendekatan konsep konservasi, dan mensosialisai kegiatan yang berkaitan dengan Street Furniture dengan mengutamakan penggunaan vegetasi di kawasan kampus Unnes sebagai bagian dari program universitas konservasi. Survei dilakukan terhadap kawasan-kawasan di seluruh kampus Unnes di Sekaran.
b.      Pembuatan Embung Unnes
      Pembuatan embung dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan Unnes bekerjasama dengan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya air terutama perbaikan kuantitas dan kualitas air tanah di wilayah kecamatan Gunungpati dan sekitarnya dengan pembangunan embung di kampus Unnes.
      Di awal pembangunannya, embung diharapkan memiliki fungsi utama sebagai penambung air hujan di daerah sekitar kampus. Namun pada perkembangannya, embung juga dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi oleh mahasiswa dan masyarakat setempat. Kawasan embung juga dilengkapi dengan bale bale, taman dengan bangku serta penerangan yang memadai menjadikannya sebagai tempat favorit di sore dan malam hari. Embung juga dijadikan sebagai tempat memancing bagi mereka yang suka memancing. Hal ini memungkinkan, mengingat terdapat ikan di embung tersebut karena pihak Unnes sering melepas bibit ikan.
c.       Studi Penggunaan Sepeda dan Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor di Lingkungan Kampus Unnes sebagai Upaya Pengurangan Tingkat Polusi
      Kegiatan ini berlangsung selama tanggal 21 Juni–22 September 2011 di kawasan kampus Unnes Sekaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberlanjutan penggunaan sepeda di lingkungan Unnes baik oleh mahasiswa, dosen, maupun tenaga administratif. Dari kegiatan ini, dapat diketahui sejauh mana keinginan sivitas akademika dalam menggunakan sepeda di lingkungan Unnes. Selain itu dapat pula mengetahui permasalahan yang terkait dengan penggunaan sepeda dan selanjutnya merekomendasikan solusinya. Dari kegiatan ini juga dapat dilaksanakan pembuatan jalur sepeda yang dapat diterapkan di lingkungan Unnes dan menghasilkan panduan untuk kelengkapan jalur sepeda untuk mendukung terlaksananya program penggunaan sepeda dalam rangka mewujudkan universitas konservasi. Selain itu, sebagai upaya pengurangan polusi dari kendaraan bermotor, Unnes mencanangkan kebijakan menggunakan sepeda atau berjalan kaki di lingkungan kampus. Kebijakan ini ditetapkan bagi mahasiswa baru angkatan tahun 2011. Mahasiswa baru yang menggunakan motor diharuskan untuk memarkirkan motor di park centre yang berada di belakang BNI Unnes, yang terletak di tengah-tengah kawasan kampus Unnes. Untuk menuju ke gedung kampus masing-masing, mahasiswa baru diperbolehkan menggunakan sepeda, meminjam sepeda yang telah disediakan Unnes, atau berjalan kaki. Berdasarkan data laporan tahunan rektor tahun 2012, pada awal tahun 2012 bidang tata transportasi internal mencanangkan kebijakan bahwa tahun 2013 kampus bebas kendaraan bermotor. Untuk mendukung program tersebut sejumlah persiapan dilakukan pada pertengahan tahun 2012. Di antaranya, penyediaan 8 unit gazebo, 6 unit seating group dan 4 shelter, penambahan jalur pedestrian yang semula 544 meter padatahun 2011 menjadi 1.045 meter pada tahun 2012. Kini total jalur pedestrian mencapai panjang 2.221 meter. Untuk mendukung program kampus bebas kendaraan bermotor pada tahun 2013, di tetapkan pula 10 kantong parkir. Selain itu, di tahun yang sama pula, dihasilkan SOP green building dan pengembangan contoh green building. Saat ini Unnes sudah menggunakan transportasi umum untuk menfasilitasi aktivitas sivitas akademika dan tamu Unnes dengan menyediakan bus sebagai kendaraan internal. Karenanya tidak ada lagi kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang beraktivitas di jam jam kerja yakni pukul 07.00 WIB-16.30 WIB
3.                  Divisi Kebijakan Nirkertas (Paperless Policy)
     Divisi kebijakan nirkertas bertugas untuk meminimalkan penggunaan kertas di Unnes melalui penggunaan berbagai sistem informasi yang Unnes miliki. Divisi ini telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka menunjang universitas konservasi. Jenis kegiatannya adalah sebagai berikut.
a.       Pengembangan SIOMON (Sistem Monitoring Satu Mahasiswa Lima Pohon) pada tahun 2010.
b.      Entry data keanekaragaman hayati dan penanaman pohon. Sistem Informasi Satu Mahasiswa Lima Pohon (Siomon) merupakan sistem informasi yang digunakan oleh mahasiswa sebagai sarana untuk melakukan updatingsetiap semester terhadap perkembangan pohon yang telah ditanamnya selama menjadi mahasiswa Unnes. Siomon dapat diakses melalui http://konservasi.unnes.ac.id/siomon
c.       Penyempurnaan SIOMON pada tahun 2011.
d.      Pembuatan sistem informasi Unnes Green School Metricyang telah digunakan sebagai Unnes Green School Award.Unnes Green School Award merupakan kompetisi tingkat SMP/ MTs dan SMA/ MA, serta SMK se-Jawa Tengah di bidang pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
e.       Pembuatan Sistem Informasi Terpadu (Sikadu) yang digunakan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan akademik yang meliputi registrasi, pemesanan mata kuliah, pengisian KRS, jadwal kuliah, yudisium, pendaftaran KKN, PPL, hingga wisuda. Pengumuman yang berkaitan dengan kegiatan akademik juga diumumkan melalui Sikadu.
f.       Pembuatan Simawa, Sistem Informasi Kemahasiswaan yang bersisi tentang berita atau info yang berkaitan dengan beasiswa, dan Program Kegiatan Mahasiswa (PKM). Simawa juga menyediakan social networking yang dapat diakses dan dinikmati oleh mahasiswa dan dosen.
g.      Pembuatan Sistem informasi Skripsi (Siskripsi) yaitu penyusunan skripsi secara online.

4.                  Divisi Energi Bersih (Clean Energy)
     Divisi energi bersih bertugas untuk mengoptimalkan pembuatan dan penggunaan energi terbarukan yang merupakan energi alternaif. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan, sebagai berikut;
a.       Survai terhadap Pemakaian Energi Listrik di Unnes
Kegiatan survai energi listrik dilakukan dilakukan untuk mengetahui jumlah beban listrik pada masing-masing fakultas atau unit kerja, mengetahui jumlah profil jumlah daya listrik masing-masing fakultas atau unit kerja, dan mengetahui profil arus pembebanan listrik pada tiap fakultas atau unit kerja. Selanjutnya dilaksanakan sosialisasi mengenai hasil survai energi listrik di kampus Unnes. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung H Ruang 404 pada tanggal 17 Maret 2011. Kegiatan sosialisasi ini ditujukan untuk para Pembatu Dekan bidang administrasi dan pelaksana operasional perencanaan daya listrik dengan tujuan memberikan pemahaman kepada seluruh unit yang menggunakan daya listrik di kampus Unnes Sekaran tentang hasil survai energi listrik oleh tim konservasi. Tujuan sosialisasi ini untuk menyamakan pengetahuan dan persepsi tentang langkah-langkah pemanfaatan energi listrik secara benar dan efisien. Pada pelaksanaannya, survei terhadap penggunaan energi listrik dilingkungan Unnes diadakan secara rutin setiap tahunnya. Sebagai upaya peningkatan motivasi perilaku hemat energi listrik, maka badan pengembang konsevasi Unnes melaksanakan Green Unit Award. Yakni ajang penghargaan bagi unit unit kerja dilingkungan Unnes meliputi perilaku hemat energi listrik, air, dan kebersilhan lingkungan di tingkat fakultas.
b.      Pengembangan Biogas dan Pemanfaatan Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Baru.
Pembuatan biogas dilakukan di Rusunawa. Biogas ini akan dihasilkan dari libah kotoran manusia (feses) yang kemudian diberi enzim pengurai feses yang berguna untuk mempercepat proses fermentasi. Proses fermentasi tersebut menghasilkan gas metana yang disebut biogas. Biogas ini dapat digunakan untuk memasak atau menyalakan lampu. Selanjutnya diadakan sosialisai tentang biogas ini kepada warga rusunawa. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan oleh Bidang Kemahasiswaan FT Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2011 di Aula Gedung Rusunawa Unnes. Kegiatan ini ditujukan untuk para mahasiswa penghuni Rusunawa dan cleaning service di Rusunawa. Sosialisasi ini berisi informasi mengenai keberadaan kloset yang berhubungan dengan septic tank berupa digester yang dapat menghasilkan biogas untuk energi alternatif untuk menghemat bahan bakar gas ataupun minyak di kawasan Rusunawa. Selain itu, disosialisasikan pula aturan untuk tidak memasukkan larutan sabun atau bahan kimia lainnya ke dalam kloset demi kelancaran sistem pengolahan feses menjadi biogas. Pemanfaatan energi matahari sebagai salah satu sumber energi juga dilakukan oleh divisi ini. Pada tahun 2011, tercata sebanyak 7 panel surya dimiliki oleh Unnes. Pada akhir tahun 2012, Unnes telah memliki panel surya sebanyak 47 buah.
5.                  Divisi Pengolahan Sampah dan Limbah (Waste Management)
Divisi pengelolaan sampah dan limbah memiliki tugas untuk mengolah sampah, minimal di Unnes, yaitu bagaimana metode pengolahan sampah, pengunaan alat, dan lain sebagainya. Divisi ini telah melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya:
a.       Sosialisasi Pemilahan Sampah
Sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik dilakukan dalam serangkaian kegiatan Conservation Camp yang dilaksanakan oleh dilaksanakan pada tanggal 12 –13 juni, oleh divisi kader konservasi. Selain itu, sosialisasi pemilahan sampah ini juga telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2010, di Kelurahan Sekaran dengan peserta perwakilan setiap RT dan RW, bertempat di aula Kelurahan Sekaran.
b.      Pengelolaan Sampah Organik di Lingkungan Kampus Unnes
Program pengelolaan sampah organik di kampus Unnes dilakukan melalui pengembangan rumah kompos. Program yang dilaksanakan pada tahun 2010 ini menitikberatkan pada operasional rumah kompos. Selanjutnya selama bulan Maret Oktober 2011, dengan ketua pelaksana Dr. Eva Banowati, M.Si, dilakukan optimalisasi rumah kompos, peningkatan kualitas dan kuantitas kompos, pemasaran kompos, penyusunan guide line pembuatan kompos dan leaflet. Menurut Greenship Guidelines (2011), sampah organik didefinisikan sebagai sampah yang berasal dari bahan bahan yang dapat terurai secara langsung ke alam /sampah yang mudah membusuk (bekas makanan, bekas sayuran, kulit buah, daun daunan, dan rumput). Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan bahan yang tidak dapat terurai secara langsung ke alam/seperti kertas, kardus,kaca/gelas, plastik, besi dan logam lainnya. Berdasarkan data yang didapatkan dari Kelurahan Sekaran dengan sumber dari sekretaris kelurahan, penyuluhan pembuatan kompos telah dilakukan di Kelurahan Sekaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5, sekitar akhir tahun 2010. Kegiatan ini dilakukan di kebun yang berada di belakang Kelurahan Sekaran.
c.       Workshop Pembuatan Barang Kerajinan dari Limbah Plastik.
Selanjutnya program pengelolaan sampah anorganik, telah dilakukan kegiatan workshop tentang pembuatan kerajinan dari limbah plastik dengan ketua pelaksana Dra. Widowati, M.Pd. Kegiatan ini dilaksanakan oleh divisi pengolahan sampah badan konservasi Unnes kerjasama dengan BPDAS Provinsi Jateng. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah plastik menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual, sebagai upaya untuk menambah penghasilan khususnya kepada mahasiswa dan karyawan Unnes, menciptakan lingkungan Unnes yang sehat, unggul, dan sejahtera.
d.      Pelatihan Pembuatan Aneka Kerajinan Handycraft Sampah Anorganik bagi Petugas Kebersihan dan Darma Wanita Unnes
Kegiatan ini dilakukan pada bulan September 2011 dan Oktober 2011 di gedung H, ruang 404 dengan ketua pelaksana Dra. Widowati, M.Pd. Kegiatan ini ditujukan bagi petugas kebersihan dan anggota Dharma Wanita Pembangunan Unnes. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengoptimalisasikan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah anorganik menjadi aneka kerajinan (Handycraft), peningkatan kuantitas dan kualitas masyarakat peduli lingkungan, dan peningkatan ketrampilan.
e.       Analisis Pengelolaan Sampah dan Survai Pengelolaan Sampah.
Dalam hal analisis pengelolaan sampah, saat ini terdapat dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) aktif, yaitu: (1) TPS Banaran yang berlokasi di kampung depan gerbang kampus Unnes. TPS ini melayani pembuangan sampah dari Kampus Unnes dan masyarakat sekitar Banaran; (2) TPS Sekaran Atas yang berlokasi di Perumahan Unnes. TPS ini melayani masyarakat Dukuh Sekaran Atas.

f.       Focus Group Discussion Pengelolaan Sampah Kampus Unnes
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu kegiatan survai yang dilaksanakan di lingkungan kampus Unnes, dan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan di gedung H, lantai 4, ruang 405. Kegiatan ini ditujukan kepada pemangku kepentingan pengeolaan sampah antara lain tata usaha, badan urusan rumah tangga, dan bidang yang menangani fasilitas dan perlengkapan. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Margareta R, M.Si dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai sumber, metode pengumpulan, transportasi, dan pembuangan akhir tiap fakultas dan gedung. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis semua alternatif yang memungkinkan dapat diterapkan di Unnes sehingga pengelolaan sampah dapat berlansung efektif dan efisisen, serta sebagai dasar ilmiah bagi pengambilan kebijakan mengenai pengelolaan sampah di lingkungan universitas.
g.      Perencanaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Unnes
Kegiatan ini berlangsung selama bulan Maret –September 2011 dilingkungan kampus Unnes. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan kampus Unnes yang bersih dan Sehat, mendukung Unnes Konservasi, dan terwujudnya TPS yang tidak mencemari lingkungan.
6.                  Divisi Konservasi Seni, Tradisi, dan Budaya (Conservation of Art, Tradition, and Culture)
Divisi ini bertugas untuk melestarikan Seni Budaya Jawa, seperti Bahasa Jawa, Aksara Jawa, tembang-tembang Jawa (macapat, panembromo), dan tembang tembang dolanan Jawa. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh divisi ini adalah Workshop pilar-pilar Konservasi. Dalam kegiatan ini dihasilkan Peraturan Rektor tentang Kode Etik Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Satu Hari Berbahasa Jawa yang merupakan pencanangan satu hari Berbahasa Jawa, yaitu setiap hari kamis. Pemilihan waktu yakni hari kamis disesuaikan dengan hari dimana dosen dan karyawan dilingkungan Unnes menggunakan batik sebagai pakaian kerja. Pemberlakuan sehari berbahasa Jawa pada hari Kamis di lingkungan Unnes merupakan wujud kepedulian Unnes terhadap bahasa Jawa dan apresiasi nyata Unnes dalam melestarikan bahasa Jawa. Pada pelaksanaannya, bagi karyawan dan dosen yang merupakan etnis pendatang tidak diwajibkan. Namun, jika mereka memiliki kemampuan berbahasa Jawa dan atau tertarik untuk belajar bahasa Jawa mereka dianjurkan, meskipun tidak diwajibkan (sukarela). Divisi ini juga menghasilkan “Tari Sekarningrat”, yaitu tari yang mengandung makna nilai-nilai Konservasi. Tari yang diciptakan oleh para dosen seni tari FBS Unnes merupakan wujud kecintaan Unnes terhadap tarian tradisional Jawa. Tari ini diciptakan khususuntuk memperkuat branding konservasi Unnes dibidang seni dan budaya. Selain kegiatan tersebut, diselenggarakan pula diskusi bulanan yakni setiap Selasa Legi (Selasa Legen). Diskusi ini dilakukan untuk memperkuat sendi-sendi budaya masyarakat. Dalam diskusi yang digelar setiap Selasa Legen tersebut, turut hadir sivitas akademika Unnes baik dosen, karyawan maupun mahasiswa, serta komunitas budayadisekitar Gunungpati, Semarang dan sekitar. Acara yang rutin digelar sekali dalam sebulan tersebut diadakan di auditorium Unnes dengan mendatangkan pembicara yang konsen dibidang budaya Jawa. Di antaranya Ki Anom, Ki Mantep, Prof Eko Budihardjo dan lain sebagainya. Festival lagu dolanan dan dolanan anak juga dilaksanakan pada tahun 2012 tingkat SD dan SMP se kota Semarang. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian divisi etika seni dan budaya untuk menjaga agar lagu dolanan anak dan dolanan anak tidak punah dan masih tetap bertahan ditengah arus budaya pop yang semakin tak terbendung.
7.                  Divisi Kader Konservasi
Divisi ini bertugas untuk membina kader-kader, khususnya mahasiswa, agar mengerti dan memahami konservasi dengan baik. Divisi ini melibatkan berbagai unit kegiatan mahasiswa yang ada dilingkungan Unnes sebagai anggota. Para kader inilah yang memiliki peran yang penting di setiap kegiatan konservasi. Mereka selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan konservasi seperti penanaman pohon, penanaman mangrove, pembuatan biopori, pengembangan kebun wisata,hutan mini kampus, pasar krempyeng, dan lain sebagainnya. UKM UKM yang terlibat di antaranya pramuka, KSR, Menwa, Mahapala,dan lain sebagainya. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh divisi ini antara lain;
a.       Conservation Camp
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebagai tonggak pendidikan konservasi sosial kemasyarakatan yang telah dilancarkan Universitas Negeri Semarang Sebagai Universitas Konservasi. Kegiatan ini bertujuan:
1)      Melaksanakan program Unnes sebagai universitas konservasi, dengan membentuk kader-kader konservasi dari lingkup Universitas Negeri Semarang
2)      Menjalin kerjasama dengan masyarakat kawasan kaki gunung Ungaran
3)      Memperingati Hari Lingkungan Hidup Tahun setiap tahun


D.  Kendala Dan Hambatan Mewujudkan Konservasi Unnes
       Pelaksanaan kampus konservasi tidak lepas dari kendala dan hambatan. Hasil identifikasi dan pengamatan menunjukkan bahwa mengubah "mindset" mahasiswa dan warga UNNES untuk melaksanakan tujuh pilar konservasi secara baik dan konsisten masih terkendala. Dalam perkuliahan PLH dengan sistem rombel, peserta berasal dari berbagai program studi, menyebabkan alokasi waktu kuliah harus tepat. Hal ini untuk menghindari keterlambatan keterlambatan kuliah pada jam berikutnya yang lokasi kuliahnya tidak selalu dekat jaraknya. Oleh karena itu, pelaksanaan kuliah dengan praktek atau kunjungan lapangan hanya dilakukan sebagai tugas kelompok. Jika dilaksanakan di luar jam kuliah, pengaturan waktunya juga tidak mudah. Kegiatan lain seperti memilah sampah, mematikan listrik jika tidak diperlukan, menjaga kebersihan kelas, kamar mandi dan WC, menghemat air, mengurangi penggunaan plastik dan kertas tissu, masih belum sepenuhnya dilakukan oleh semua mahasiswa. Hal ini diduga belum adanya pengawasan dan sanksi bagi yang melanggar. Berbeda dengan pelaksanaan parkir dan kawasan bebas kendaraan bermotor yang selalu dijaga dan diawasi oleh Satpam.  Hal lain yang masih menjadi hambatan adalah terciptanya kawasan kampus bebas asap rokok. Penelitian tentang jumlah perokok di lingkungan kampus UNNES belum ada, tetapi dari pengamatan dan diskusi dengan mahasiswa, hanya mahasiswa dari fakultas tertentu yang didominasi mahasiswa laki-laki saja yang ada perokoknya, seperti di FIK dan FT. Selain itu juga masih ada dosen dan tenaga kependidikan laki-laki yang merokok meskipun jumlahnya juga belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah di kampus UNNES belum ada kawasan bebas asap rokok dan "smoke area". Kendala lainnya yaitu borosnya penggunaan listrik karena jika sirkulasi udara dan cahaya yang masuk ke ruangan telah mencukupi maka tidak dibutuhkan AC maupun lampu pada siang hari.







BAB III
PENUTUP

A.                SIMPULAN
Menurut pembahasan makalah kami diatas, dapat diambil simpulan bahwa alasan dan tujuan UNNES mendeklarasikan sebagai Uneversitas Konservasi adalah salah satunya untuk mengurangi  dampak dari global warming yang membuat bumi kita semakin panas, yang disebabkan oleh beberapa masalah seperti : polusi asap kendaraan bermotor, penggunaan AC, pembakaran sampah-sampah plastik, dan adanya rumah kaca dibeberapa tempat. Hal itu membuat kerusakan lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet secara langsung.  Sebagai upaya untuk mengurangi global warming UNNES menerapkan  kebijakan diantaranya : Parkir Terpadu, Pemanfataan limbah daun menjadi pupuk kompos, menganjurkan seluruh warga UNNES untuk berjalan kaki atau bersepeda ke kampus.

B.                 SARAN
Untuk mewujudkan UNNES sebagai Universitas Konservasi warga UNNES sebaiknya menyadari pentingnya tujuan Konservasi. Dan para pengelola harus menambah fasilitas seperti memperbanyak bus kampus, sepeda, dan trotoar. Selain itu menanamkan pendidikan karakter mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup untuk memaksimalkan upaya pencapaian Konservasi.







DAFTAR PUSTAKA
Setyowati, Dewi Lisnoor. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Uiversitas Negeri Semarang











Tidak ada komentar:

Posting Komentar